4 Sumber Sianida yang Pernah Kita Konsumsi

Awal tahun 2016, di ibu kota Indonesia, terjadi kasus kopi sianida. Sianida adalah zat kimia yang berbahaya bila dikonsumsi dengan dosis atau takaran berlebih. Jika seseorang mengkonsumsi sianida (CN), maka saat zat ini bercampur dengan asam lambung (HCL), akan tercium bau almound (HCN) pada nafasnya, tentu saja bau ini beracun. Kemudian senyawa sianida tersebut masuk ke peredaran darah dan akan dinetralisir di hati. Jika kadar sianida terlalu tinggi, maka hati tidak mampu menetralisir sianida. Senyawa sianida yang sangat berbahaya adalah hidrogen sianida (gas) dan potasium sianida (serbuk garam).

Namun, taukah kamu di kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan senyawa sianida? Berikut serupedia telah merangkum 4 sumber sianida yang pernah kita konsumsi.

1. Biji Buah Apel dan Biji Cherry

Pada  biji buah apel dan cherry terdapat senyawa amygdalin, yaitu senyawa Cyanogenic glycosides. Senyawa  amygdalin sering disebut dengan Vitamin B17. Menurut ahli gizi Jack Norris dari AS, pada biji apel, terdapat 1.000 mikrogram di dalam satu miligram sehingga  kadar sianida masih jauh di bawah dosis yang bisa dikatakan beracun.

Jika kita mengkonsumsi 10 buah apel beserta bijinya, misalkan dibuat jus pada acara keluarga, maka hati masih dapat menetralisir racunnya, walaupun kemungkinan akan terjadi beberapa gejala keracunan senyawa sianida seperti pupil membesar, pusing, otot kejang dan lain-lain.

2. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan juga mengandung senyawa lektin, yang berfungsi sebagai insektisida atau pembasmi serangga. Senyawa ini dapat berbahaya bagi kesehatan jika tidak diolah dengan cara yang benar. Beberapa jenis kacang-kacangan yang mengandung senyawa sianida diantaranya :

Kacang merah mentah, mengandung racun phytohaemagglutinin yang dapat memberikan gejala keracunan seperti mual disertai muntah, diare dan sakit perut. Kacang lima, mengandung linamirin yang jika dikonsumsi dan diproses oleh tubuh dapat diubah menjadi sianida.

3. Singkong dan Kentang

Di alam, singkong dan kentang menghasilkan sianida dalam bentuk senyawa Cyanogenic glycosides atau linimarin. Senyawa ini tidak beracun. Tapi proses enzim dalam tubuh bisa membuat menjadi hidrogen sianida. Hidrogen sianida sendiri merupakan bentuk racun sianida yang paling beracun. Meski demikian, tidak semua umbi ini mengandung sianida dengan jumlah yang besar. Singkong kentang yang biasa dikonsumsi umumnya menghasilkan sianida dalam jumlah kecil.

Oleh karena itu, pastikan untuk mengolah makanan ini dengan tepat. Jika diolah dengan tepat, sianida yang masuk ke dalam tubuh masih dalam jumlah yang kecil, sianida akan diubah menjadi tiosianat yang lebih aman dan diekskresikan dari tubuh.

4. Aditif Makanan

Aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan tujuan untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, tekstur dan memperpanjang daya simpan. Penggunaan aditif makanan telah digunakan sejak zaman dahulu.Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan buatan atau sintetis. Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan yang sering disebut zat aditif kimia (food aditiva). Zat yang digunakan pada aditif makanan adalah  ferrocyanides.

Meski tubuh kita bisa mengatasi racun sianida dalam dosis sangat rendah, sebaiknya kita menghindari makan bagian buah atau tumbuhan yang mengandung senyawa racun. Misalnya, makanlah hanya daging buah apel dan buang bagian tengah serta bijinya. Cara lain menghindari efek sianida adalah dengan mengolah makanan dengan cara yang tepat sebelum dimakan, contohnya untuk jenis umbi-umbian direbus atau dikukus terlebih dahulu.




Previous
Next Post »
Thanks for your comment